Minggu, 02 Desember 2012

JAKARTA BERSIAP UNTUK PERUBAHAN


Saat didaftarkan ke KPUD Jakarta, 19 Maret lalu, hampir tidak ada lembaga survei dan pengamat politik yang mengunggulkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama untuk memenangkan Pemilukada Jakarta. Namun, meski tanpa dukungan elit tersebut, angin perubahan yang dibawa Jokowi-Basuki ternyata disambut warga DKI Jakarta. Kemenangan 42,6 persen pada putaran pertama, terbagi secara merata sampai tingkat keluruhan. Ini membuktikan, Jakarta siap untuk perubahan. 
Meski tidak memenangkan Pemilukada DKI Jakarta dalam satu putaran, karena tidak mencapai syarat minimal 50% plus satu suara, kemenangan Jokowi-Basuki adalah fenomena politik Indonesia. Sebelumnya, hampir tidak ada lembaga survei yang memprediksi kemenangan tersebut. Hasil yang mendekati, Jokowi-Basuki dinilai mampu untuk masuk ke putaran kedua untuk menantang Foke-Nara sebagai incumbent.
Namun ternyata kehendak rakyat kali ini tidak bisa dipetakan oleh elit politik. Jokowi-Basuki secara meyakinkan mampu memimpin suara rakyat Jakarta dengan perolehan 42,6 persen (1.847.157 suara), unggul lebih dari 8 persen dari pesaing terdekatnya, Foke-Nara yang memperoleh suara 34,05 persen (1.476.648 suara). Tidak hanya perolehan keseluruhan, secara teritori Jokowi-Basuki juga menguasai.
Dalam hitungan kota, Jokowi-Basuki berhasil menang di seluruh penjuru mata angin daratan Jakarta. Hanya di Kepulauan Seribu Jokowi-Basuki harus menyerah pada Foke-Nara. Di Jakarta Barat, Jokowi-Basuki unggul 15 persen suara dibanding Foke-Nara. DI Jakarta Utara Foke-Nara unggul 17 persen. Selebihnya, di Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan Jokowi-Basuki unggul sekitar 4-6 persen. 
Dalam hitungan kecamatan, di lima wilayah kota, Jokowi-Basuki memenangkan 31 dari 42 kecamatan di DKI Jakarta (73,8 persen), hampir tiga per empat kecamatan yang ada di DKI Jakarta. Lebih dari setengah wilayah tersebut, (17 dari 31 kecamatan) Jokowi-Basuki unggul dengan kemenangan diatas 10 persen. Namun sebaliknya di kecamatan yang kalah, Jokowi-Basuki tidak kalah lebih dari 10 persen. 
Di tingkat kelurahan, Jokowi-Basuki menang di 193 kelurahan dari 261 kelurahan di lima kota di DKI Jakarta (73,9 persen). 113 kelurahan diantaranya dimenangkan secara mutlak dengan kemenangan diatas 10 persen. Sebuah jumlah yang cukup membuktikan bahwa Jokowi-Basuki telah mempunyai basis di 113 kelurahan di Jakarta. Sebaliknya, Jokowi-Basuki cuma kalah diatas 10 persen hanya di 20 kelurahan saja. 
Dari hasil ini terlihat jelas, Jokowi-Basuki tidak hanya dipercaya oleh masyarakat tertentu. Hampir 75 persen wilayah di DKI Jakarta pada putaran pertama telah bersiap pada perubahan yang dibawa oleh pasangan Jokowi-Basuki. Apapun etnis dan agamanya, Jakarta hari ini bersiap untuk perubahan. Jakarta Baru tinggal Selangkah Lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar