Saat
didaftarkan ke KPUD Jakarta, 19 Maret lalu, hampir tidak ada lembaga survei dan
pengamat politik yang mengunggulkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja
Purnama untuk memenangkan Pemilukada Jakarta. Namun, meski tanpa dukungan elit
tersebut, angin perubahan yang dibawa Jokowi-Basuki ternyata disambut warga DKI
Jakarta. Kemenangan 42,6 persen pada putaran pertama, terbagi secara merata
sampai tingkat keluruhan. Ini membuktikan, Jakarta siap untuk perubahan.
Meski
tidak memenangkan Pemilukada DKI Jakarta dalam satu putaran, karena tidak
mencapai syarat minimal 50% plus satu suara, kemenangan Jokowi-Basuki adalah
fenomena politik Indonesia. Sebelumnya, hampir tidak ada lembaga survei yang
memprediksi kemenangan tersebut. Hasil yang mendekati, Jokowi-Basuki dinilai
mampu untuk masuk ke putaran kedua untuk menantang Foke-Nara sebagai incumbent.
Namun
ternyata kehendak rakyat kali ini tidak bisa dipetakan oleh elit politik.
Jokowi-Basuki secara meyakinkan mampu memimpin suara rakyat Jakarta dengan
perolehan 42,6 persen (1.847.157 suara), unggul lebih dari 8 persen dari
pesaing terdekatnya, Foke-Nara yang memperoleh suara 34,05 persen (1.476.648
suara). Tidak hanya perolehan keseluruhan, secara teritori Jokowi-Basuki juga menguasai.
Dalam
hitungan kota, Jokowi-Basuki berhasil menang di seluruh penjuru mata angin
daratan Jakarta. Hanya di Kepulauan Seribu Jokowi-Basuki harus menyerah pada
Foke-Nara. Di Jakarta Barat, Jokowi-Basuki unggul 15 persen suara dibanding
Foke-Nara. DI Jakarta Utara Foke-Nara unggul 17 persen. Selebihnya, di Jakarta
Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan Jokowi-Basuki unggul sekitar 4-6
persen.
Dalam
hitungan kecamatan, di lima wilayah kota, Jokowi-Basuki memenangkan 31 dari 42
kecamatan di DKI Jakarta (73,8 persen), hampir tiga per empat kecamatan yang
ada di DKI Jakarta. Lebih dari setengah wilayah tersebut, (17 dari 31
kecamatan) Jokowi-Basuki unggul dengan kemenangan diatas 10 persen. Namun
sebaliknya di kecamatan yang kalah, Jokowi-Basuki tidak kalah lebih dari 10
persen.
Di
tingkat kelurahan, Jokowi-Basuki menang di 193 kelurahan dari 261 kelurahan di
lima kota di DKI Jakarta (73,9 persen). 113 kelurahan diantaranya dimenangkan
secara mutlak dengan kemenangan diatas 10 persen. Sebuah jumlah yang cukup
membuktikan bahwa Jokowi-Basuki telah mempunyai basis di 113 kelurahan di
Jakarta. Sebaliknya, Jokowi-Basuki cuma kalah diatas 10 persen hanya di 20
kelurahan saja.
Dari
hasil ini terlihat jelas, Jokowi-Basuki tidak hanya dipercaya oleh masyarakat
tertentu. Hampir 75 persen wilayah di DKI Jakarta pada putaran pertama telah
bersiap pada perubahan yang dibawa oleh pasangan Jokowi-Basuki. Apapun etnis
dan agamanya, Jakarta hari ini bersiap untuk perubahan. Jakarta Baru tinggal
Selangkah Lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar