TEORI
KONFLIK
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak
terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan
kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.Teori ini didasarkan pada
pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.
Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural
fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau
menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an
dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif
terhadap teori struktural fungsional.
Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini. Teori konflik
merupakan anonim dari teori struktural
fungsional, dimana teori struktural fungsional
sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam
sistem
sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam
masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam
masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau
ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan
mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang berbeda-beda ini
menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara superordinasi dan
subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan.
Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar
terciptanya perubahan sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa perubahan sosial
dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium, teori konflik
melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik kepentingan.
Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan
bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang
dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.
Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan “paksaan”.
Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya
paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan
dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang
berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A.
Coser dan Ralf
Dahrendorf.
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Menurut James A.F. Stoner dan Charles
Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan
konflik antar organisasi.
1.
Konflik Intrapersonal
Konflik
intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu
biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
·
Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang
bersaing
·
Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong
peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
·
Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di
antara dorongan dan tujuan
·
Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang
menghalangi tujuantujuan yang diinginkan.
Ada tiga macam bentuk konflik
intrapersonal yaitu :
·
Konflik pendekatan-pendekatan (Approach-approach Conflict), contohnya orang
yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
·
Konflik pendekatan – penghindaran (Approach-avoidance Conflict),
contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
·
Konflik penghindaran-penghindaran (Avoidance-avoidance Conflict), contohnya orang
yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif
sekaligus.
2.
Konflik Interpersonal.
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini
sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting
dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi
proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3.
Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa
seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4.
Konflik interorganisasi
Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing
lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi
dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan.
Dalam setiap kasus, hubungan integrup harus dimanage sebaik mungkin untuk
mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekuensidisfungsional dari
setiap konflik yang mungkin timbul.
CONTOH KONFLIK
DALAM ORGANISASI
1.
Konflik Intrapersonal
A. Approach-approach Conflict
Di waktu yang sama,
seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama
didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang
besar.
B. Avoidance-avoidance Conflict
Laboratorium Sistem
Informasi disediakan opsi untuk pindah ke gedung yang angker atau tetap di
gedung yang lama dan sumpek.
C. Approach-avoidance Conflict
Orang itu akan memperoleh
gaji yang sangat besar, tapi harus pindah ke tempat terpencil yang sangat tidak
disukai.
2. Konflik Interpersonal
Tawuran
antar pelajar, bila dilihat sekilas terlihat sebagai konflik antar kelompok,
namun bila ditelisik lebih dalam, kebanyakan dari kasus ini bermula dari
masalah antara individu yang melibatkan kelompok. Motifnya beragam mulai dari
diperolok oleh teman dari sekolah lain hingga masalah percintaan.
3. Konflik antara Individu dengan Kelompok
Pada
tahun 2011 terjadi konflik di tubuh partai demokrat, dimana Nazaruddin menjadi
tersangka setelah kasus korupsi yang dilakukannya bersama dengan oknum lainnya.
Hal ini menjadi konflik internal di dalam partai demokrat.
Terlihat
bahwa pada awalnya para anggota dari partai ini sangat mendukung, mensupport,
dan membela Nazaruddin saat kasus ini belum terkuak ke depan publik dan belum
ada ketetapan sah dari hukum yang menjadikannya tersangka. Namun pada saat
Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian membeberkan beberapa fakta
yang menjadi aib bagi demokrat para rekan yang dulu membelanya berbalik
menghina, mencaci, dan memusuhinya.
4. Konflik Interorganisasi
Pada pertengahan 2009 lalu, isu ketegangan antara negara Indonesia dengan
Malaysia terjadi dikarenakan tari pendet yang asli dari pulau dewata bali
dijadikan salah satu ikon Malaysia dalam iklan resmi pariwisata nasional Bangsa
tersebut. Lagi-lagi Malaysia
memancing kemarahan warga Indonesia yang pada waktu itu beberapa seniman di
bali hingga salah satu pelestari tari pendet menyatakan menolak klaim Malaysia
tersebut.
Ketegangan
sejak akhir 2006 hingga awal 2010, terkait dengan seni dan budaya Indonesia
yang diklaim oleh Malaysia. Menurut catatan penulis ada beberapa bahkan terkait
dengan kesejarahan nasional Indonesia. Naskah Kuno dari Riau, Sumatera Barat,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara yang diklaim bahkan sudah berada di
museum-museum Malaysia.
Lalu beberapa lagu daerah asli dari Indonesia seperti Lagu Rasa
Sayang-sayange dari Maluku, Lagu Soleram dari Riau, Lagu Injit-injit Semut,
Lagu Kakak Tua dari Maluku, Lagu anak kambing saya dari Nusa Tenggara Barat
yang diklaim menjadi Lagu Daerah dari Malaysia. Dan masih banyak jenis seni dan budaya yang diklaim oleh
Malaysia.
PENYELESAIAN
KONFLIK
1. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan
jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika
potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam
konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil
waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain
untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut
penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi
bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan
kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda
percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih
dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai
anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4. Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan
menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima,
serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Konflik dapat
diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi
atau kelompok dalam organisasi yang timbul karena mempunyai status, tujuan,
nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Dampak yang timbul akibat konflik dapat menjadi
konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional
apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi,
sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi.
Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik
. Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara
timbulkan dalam diri masing rasa saling menghormati, menghargai dan rasa
toleransi yang bisa menghindarkan kita
dari permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.
Dalam proses
pembelajaran mahasiswa tentunya dituntut untuk mandiri dalam mempelajari materi
di perkuliahan. Namun, tentunya hal tersebut tidak lepas dari bimbingan para
dosen. Maka dari itu diperlukan adanya pemahaman lebih yang diberikan oleh
dosen kepada para mahasiswa di dalam proses perkuliahan agar kedepannya
mahasiswa bisa dapat menerapkan materi pembelajaran yang telah diajarkan.
DAFTAR
PUSTAKA