Cium tangan kayanya udah jadi
tradisi “wajib” yang ada di indonesia. Sebelum pergi keluar rumah, kita selalu
menyempatkan waktu untuk mencium tanagan dan pamit kepada orang tua. Hal yang
sama juga kita lakukan saat bertemu anggota keluarga yang lebih tua di acara
keluarga. Sadar atau tidak, budaya yang juga biasa disebut “salim” ini rasanya
udah jadi hal yang otomatis kita lakukan tanpa perlu diminta lagi setiap
bertemu keluarga atau kerabat yang lebih tua. Even it looks so simple to do,
but actually.
Cium
tangan dijadikan simbol penghormatan kepada orang-orang yang lebih tua yang
sudah khas dan mendarah daging di negara kita. Ada yang bilang kalau cium
tanagan ini asal nya dari daerah betawi, some other say t was came from
javanese tradition. Kebiasaan mecium tangan orang yang lebih tua dimaknai
sebagai penghargaan kepada orang yang lebih tesebut. Bukan hanya kepada
keluarga, cium tangan juga sering kita lakukan kepada orang lain seperti guru
atau teman dari papa dan mama.
Walaupun
keliatan nya biasa saja, cium tanagan justru sempat bikin beberapa pengajar
dari australia kaget skaligus kagum dengan tradisi cium tanagan yang ilakukan
anak mrid terhadap gurunya. Kalau dibandingkan dengan negara lain, cium tanagan
bisa di sejajarkan dengan membungkuk yang biasa dilakukan di Jepang. Cara cium
tangan yang dilakukan orang juga berbeda-beda, ada yang di tempatkan di pipi,
di kening dan di hidung.
Kebiasaan
ini sudah lama ada di sekitar kita. Berkembang secara turun-temurun dan tanpa
kita sadari, cium tangan rasanya sudah menjadi bagian dari hidup kita
sehari-hari dan menjadi tradisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar